Lanjut ke konten

IBNU HADJAR DAN STIGMA PEMBERONTAK

Januari 14, 2012

Oleh WAJIDI

Pada awal tahun 1950-an, yakni sesudah selesainya Perang Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan mendemobilisasi mantan pejuang gerilya dan merasionalisasi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menimbulkan berbagai benturan, persoalan, ketidakpuasan, gerakan politik dan bersenjata di sejumlah daerah, seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Kalimantan Selatan.
Persoalan yang berkaitan dengan konteks nasional itu, tidak terlepas dari Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menghasilkan “Pengakuan Kedaulatan” (transfer of sovereignty) 27 Desember 1949, berupa serah terima pemerintahan antara Pemerintah Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). Di samping itu, serah terima di bidang kemiliteran yang meliputi bidang personil, material dan aparat pendidikan.
Sesuai dengan keputusan KMB, tanggungjawab keamanan seluruhnya harus diserahkan kepada Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang berintikan TNI dan meliputi orang Indonesia anggota KNIL serta kesatuan-kesatuan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) lainnya yang berkeinginan masuk. Sehubungan dengan itu, dalam rangka peleburan anggota KNIL ke dalam APRIS, pemerintah RIS mengeluarkan be¬berapa peraturan dengan tujuan agar peleburan itu dapat berjalan setertib mungkin. Oleh sebab itu, berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 4/1950 (Lembaran Negara No. 5/1950), maka yang dapat diterima menjadi anggota APRIS adalah warga negara RIS bekas anggota Angkatan Perang RI (TNI) dan warga negara RIS bekas anggota angkatan perang yang disusun oleh atau di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda atau NICA,
Menurut Nugroho Notosusanto (1985) usaha peleburan tersebut, didasarkan kepada kebijaksanaan Perdana Menteri Mohammad Hatta yang berkeinginan menstransformasikan TNI yang lahir sebagai tantara nasional, tentara rakyat, tentara revolusi, menjadi suatu tentara profesional menurut model Barat. Untuk itu dipekerjakan suatu Nederlands Militaire Missie (NMM) atau Misi Militer Belanda sebagai pelatih prajurit-prajurit TNI. Kebijaksanaan tersebut sudah barang tentu tidak populer di kalangan TNI dan menimbulkan masalah psikologis.2-WRabu 10 Oktober 1956 pagi, di Ambutun Kandangan ketika upacara kembalinya KRYT ke pangkuan RI dengan Overste H. Hassan Basry sebagai Penguasa Militer (sejak 1 Mei 1956). Tampak Ibnu Hadjar ketika berpidato sesudah penandatanganan berita acara penyerahan. Di Ambutun terdapat anak buah KRYT di bawah pimpinan Dardiansyahku (Wakil KRYT)”

Ditinjau dari segi politik militer peleburan itu merupakan suatu kemenangan, tetapi akibat psikologis bagi TNI adalah berat. TNI dipaksa menerima sebagai kawan orang-orang yang selama pe¬rang kemerdekaan menjadi lawan mereka. Sementara itu di kalangan TNI sendiri banyak anggota-anggotanya yang harus dikembalikan ke masyarakat, sebab dianggap tidak memenuhi syarat-syarat untuk tetap menjadi anggota angkatan perang.
Di Kalimantan Selatan, benturan-benturan juga terjadi ketika diadakannya usaha-usaha pembentukan TNI dan peleburannya ke dalam APRIS. Sebagai realisasi diri pelaksanaan Undang-Undang Darurat No. 4/1950, maka pada tanggal 28 Januari 1950 Komandan Teritorium VI, yaitu Letnan Kolonel Sukanda Bratamenggala menerima bekas KNIL sebanyak 125 orang. Dalam tulisan Dhany Justian (1972) disebutkan, Letnan Kolonel Sukanda Bratamenggala telah menerima bekas KNIL berupa 1 kompi infantri dari bawah pimpinan Letnan Satu Sualang dan 1 kompi bantuan dari bawah pimpinan Letnan Kotton.
Sebagian anggota KNIL yang masuk dalam APRIS itu dijadikan pelatih dan komandan pasukan, dan mereka rata-rata dinaikan pangkatnya, sedangkan sebagian besar mantan pejuang gerilya yang masuk APRIS hanya berpangkat rendah dan prajurit biasa. Selain itu, utusan militer dari Pusat yang didatangkan ke Kalimantan Selatan dengan tujuan untuk menyempurnakan Divisi Lambung Mangkurat menjadi kesatuan yang modern telah menimbulkan ketegangan-ketegangan pada anggota divisi yang nota bene mantan anggota gerilya. Mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan untuk dilihat siapa-siapa yang tetap menjadi tentara republik dan siapa yang harus dikembalikan atau didemobilisasikan ke masyarakat. Sebagaimana dinyatakan Hassan Basry (2003) bagi mereka yang dikembalikan ke masyarakat atau yang tidak memenuhi syarat sebagai anggota APRIS, kepadanya diberikan pesangon berupa uang sebesar Rp 50,- dan selembar kain sepanjang 1,3 meter.
Persoalannya tidak hanya itu, setelah menjalani penyaringan mereka harus melaksanakan aturan-aturan militer yang ketat yang diberikan oleh pejabat-pejabat militer mantan anggota KNIL dari Jawa yang mereka pandang telah meremehkan dan merendahkan martabat mereka.
Dan lebih celaka lagi, menurut mereka, jabatan militer dan sipil yang terpenting terus diduduki oleh orang yang mereka pandang pernah bekerjasama dengan Belanda (NICA) atau diberikan kepada orang-orang dari luar daerah. Sementara itu, ada usaha-usaha untuk memisahkan mantan pimpinan gerilyawan dengan anak buahnya, misalnya dengan mengirim Kolonel H. Hassan Basry ke Kairo, Mesir dengan tugas belajar di Universitas Al-Azhar dan tinggallah bekas-bekas anak buah sebagai anak ayam kehilangan induknya. 11-W

“Hassan Basry selaku penguasa militer didampingi Ibnu Hadjar berpakaian putih celana gelap saat meninspeksi pasukan  di Ambutun Kandangan hari Rabu 10 Oktober 1956. Pada hari itu di Ambutun, KRYT yang dipimpin Ibnu Hadjar kembali ke pangkuan ibu pertiwi”

Masuknya bekas KNIL ke dalam APRIS, menimbulkan beberapa masalah besar bagi intern APRIS pada umumnya, dan bagi pasukan TNI yang nota bene mantan pejuang kemerdekaan, seperti mantan pasukan MN 1001/MTKI dan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, atau mantan pejuang gerilya lainnya. Mereka dipaksa untuk menerima KNIL sebagai mitra atau teman sekerja, sedangkan pada masa perang kemerdekaan KNIL adalah musuh mereka. Masalah tersebut di atas juga terungkap dalam tulisan Kodam X/Lam (1970) dan tulisan Dhany Justian (1972) sebagai berikut:

Pasukan MTK/Tengkorak Putih dan MTKI/MN 1001 yang ketika didrop ke Kalimantan adalah TRI berpendapat bahwa mere¬ka sudah menjadi Tentara Republik Indonesia yang resmi sehingga merasa tidak perlu lagi masuk ke dalam TNI. Badan -badan Perjuangan tersebut di atas bekerja sama dengan tokoh-tokoh ALRI Divisi IV/PK, dan di samping itu banyak tokoh-tokoh tidak dapat menerima penggabungan KNIL ke da¬lam TNI tersebut, disebabkan mereka masih beranggapan bahwa bekerjasama dengan KNIL sama dengan bekerjasama dengan musuh yang dulu membunuhi rakyat.
Adanya demobilisasi seperti dikemukakan sebelumnya, tidaklah mengecewakan, jika tidak dibarengi dengan laku lajak (over acting) Tentara Republik yang dahulunya bekas KNIL (Ideham dkk, ed., 2003) dan sikapnya meremehkan prestasi daerah dalan perjuangan kemerdekaan (Dijk, 1983). Di samping itu, kekecewaan muncul karena per¬soalan pribadi dari beberapa tokoh menyangkut perbedaan kedudukan, fasilitas, prioritas dan sebagainya.

Tidak mengherankan memang dalam masa peralihan tersebut ada sebagian anggota Divisi Lambung Mangkurat maupun para demobilisan tidak sanggup menghadapi kenyataan dan ingin meneruskan hidup yang avonturis. Akibatnya timbul berbagai ekses dan konflik, seperti konflik mental, batin dan fisik yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, misalnya meneruskan cara hidup serobotan, penggedoran, penculikan, pemerasan, dan perbuatan-perbuatan lainnya yang dipandang mengganggu ketenteraman umum. Aksi-aksi mereka terus berlanjut sampai munculnya Gerombolan Suriansyah (Tan Malaka) dan Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas (KRIyT, KRJTT) yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar (Ibnu Hajar), seorang mantan pejuang gerilya, yang karena tindakannya itu maka ia diberi stigma (noda, cacat) oleh Pemerintah Pusat sebagai “pemberontak”.
28-w

“Senin 24 September 1956, ketika mengantarkan Ibnu Hadjar ke Hulu Sungai (tiba di Banjarmasin dari  daerah Lasung Kotabaru 23 September) berhenti sejenak di tengah jalan karena pecah ban. Tampak Mayor Burhanuddin KS (Kepala Staf?) Res Inf  21 (gemuk kacak pinggang kacamata), Dardiansyahku (Wakil Panglima KRYT adik Ibnu Hadjar), Mayor Wahab Komandan Sektor B (membelakang no. 3 dari kanan), wartawan IB (Indonesia Berjuang?) di belakang Dardi, dlll. Overste Hassan Basry dan Ibnu Hadjar tak tampak, lepas dari lensa”

Mengutip Ensiklopedia bebas Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Hadjar), disebutkan:
“Ibnu Hadjar alias Haderi bin Umar alias Angli adalah seorang bekas Letnan Dua TNI yang kemudian memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagianDI/TII Kartosuwiryo. Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat Yang Tertindas, Ibnu Hadjar menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan-tindakan pengacauan pada bulan Oktober 1950.
Untuk menumpas pemberontakan Ibnu Hadjar ini pemerintah menempuh upaya damai melalui berbagai musyawarah dan operasi militer. Pada saat itu pemerintahRepublik Indonesia masih memberikan kesempatan kepada Ibnu Hadjar untuk menghentikan petualangannya secara baik-baik, sehingga ia menyerahkan diri dengan kekuatan pasukan beberapa peleton dan diterima kembali ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia. Tetapi setelah menerima perlengkapan Ibnu Hadjar melarikan diri lagi dan melanjutkan pemberontakannya.
Pada akhir tahun 1954, Ibnu Hajar membulatkan tekadnya untuk masuk Negara Islam. Ibnu Hajar diangkat menjadi panglima TII wilayah Kalimantan.
Perbuatan ini dilakukan lebih dari satu kali sehingga akhirnya Pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas menggempur gerombolan Ibnu Hadjar. Pada akhir tahun 1959 pasukan gerombolan Ibnu Hadjar dapat dimusnahkan dan lbnu Hadjar sendiri dapat ditangkap. Gerakan perlawanan baru berakhir pada bulan Juli 1963. Ibnu Hadjar dan anak buahnya menyerahkan diri secara resmi dan pada bulan Maret 1965 Pengadilan Militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu Hajar”.

Dari tulisan Wikipedia itu sudah jelas sekali terlihat bahwa stigma pemberontak yang dikenakan kepada mereka itu menunjukkan bahwa selama ini persoalan Ibnu Hadjar dan kawan-kawan yang membentuk KRIyT dipandang dalam perspektif Pemerintah Pusat.
Permasalahannya adalah apakah tepat jika persoalan itu hanya dilihat dari sudut pandang Pemerintah Pusat? Bagaimana jika persoalan Ibnu Hadjar dipandang dalam perspektif daerah, sosial budaya setempat, dirinya sendiri, atau menurut pandangan para demobilisan dan mantan pejuang gerilya? Apa yang melatar belakangi Ibnu Hadjar dan pengikutnya bertindak demikian yang oleh Pemerintah Pusat dipandang mengganggu ketenteraman umum? Ibnu Hadjar adalah seorang pejuang kemerdekaan, semua orang mengakuinya. Faktanya memang demikian. Namun, apakah karena ia berseberangan ideologi atau politik dengan Pemerintah Pusat maka ia kemudian divonis sebagai pemberontak? Hal inilah yang menjadi persoalan serius. Pendek kata, banyak hal sebenarnya yang dapat digali dari seorang Ibnu Hadjar, tanpa harus terjebak pada persoalan apakah beliau seorang pemberontak atau tidak. Bagaimana menurut anda?

55 Komentar leave one →
  1. Januari 17, 2012 11:53 pm

    Perlu dibentuk tim untuk merehabilitasi nama beliau dan mengusulkan ke pemerintah pusat tentunya dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.(bandingkan “dosa” eks KNIL dengan “dosa” beliau yang hanya sekedar menentang kebijakan pemerintah pusat yang tidak memperhatikan dampak psikologis eks pejuang).

    • mantap permalink
      Januari 24, 2012 8:37 pm

      mantap pelurusan sejarah harus dilakukan, jika perlu disekolah2 diajarkan kepahlawan urang2 asli kalimantan

    • Maret 31, 2014 10:44 pm

      Trim.s buat semua. mudah2an beliau diberi tanda jasa sbg pahlawan dan para2 kakek kami yg juga sahabat ibnu hajar semasa perjuangannya.

      • Akang Rahman permalink
        November 26, 2022 10:20 pm

        Makam beliau ni dimana?

      • Maret 3, 2023 9:58 pm

        Kemungkinan besar di Pulau Onrust, kepulauan Seribu. Di sana ada kubur tak dikenal, berdekatan dengan Makam Maridjan Kartosuwiryo, tokoh Darul Islam Jawa Barat yang dieksekusi mati.

    • sas btc permalink
      Maret 23, 2015 11:40 am

      sampai kpn pun, dmata sy Ibnu Hadjar adlh sosok seorang pejuang negara & agama !!!

    • Juli 10, 2015 8:12 pm

      setuju

  2. Januari 20, 2012 7:54 am

    Assalaamu’alaikum wr.wb mas Wajidi…

    Hadir untuk membaca duluan kerana masih sibuk dengan hal-hal lain.
    Nanti kembali lagi untuk silaturahminya.

    Salam mesra dari Sarikei, sarawak. 😀

  3. Januari 22, 2012 5:36 am

    bubuhan banjar? bekawalan ai lah kita….

  4. Januari 22, 2012 5:41 pm

    Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Wajidi…

    Para pejuang Islam selalu dipandang serong oleh pihak pemerintah baik di peringkat nasional mahupun internasional apabila menjadikan Islam sebagai pegangan perjuangannya. Di mana-mana sahaja kita diwar-warkan sehingga menumbulkan keraguan dan salah faham oleh orang bukan Islam terhadap para pejuang Islam.

    Gelaran-gelaran yang diberi sebagai satu provokasi untuk menimbulkan perasaan benci dan kurang yakin orang ramai kepada pejuang2 tersebut agar perjuangan mereka tidak mendapat simpati rakyat umum.

    Hanya mereka yang tahu dan faham tentang sifat pejuang sejati tidak akan pernah neralah dalam dirinya sudah hampir kalah tetapi tiada siapa yang boleh memenjarakan hatinya dari kebenaran yang diperjuangkannya.

    Kisah Ibnu hadjar banyak memberi pengajaran. Mudahan dapat dijadikan sempadan dan teladan.

    Salam hangat dari Sarikei, Sarawak.

  5. Februari 5, 2012 3:46 am

    Assalamualaikum wr wb,

    Selamat menyambut Maulidur Rasul 1433

    ‘Telah zahir Nabi Pilihan, inilah kesukaan sebenarnya.’
    Maka sungguh bertuahlah sesiapa yang suka memuliakan Nabi saw itu sebagai tujuan hidupnya.
    – Maulid Berzanji

    Seorang yang membela keadilan selalu dianggap sebagai pemberontak kerana mereka takut akan kebangkitan orang-orang lain yang berjiwa sepertinya akan mengambil alih jawatan mereka.

    walaikum salam.Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad….

  6. Sya'dillah permalink
    Februari 15, 2012 10:05 pm

    Beliau bukanlah pemberontak, tetapi beliau adalh seorang pahlawan yang punya hrga diri tinggi. itulah alasan bliau, mngapa bliau tidak mau brgabung dgn pasukan yg didlmnya ada mntan KNIL yg dlu adlh musuh bgsa sndri, mreka yg mmbunuh org2 kita. Pda saat mrka msuk k dalam TNI mrka justru dpt posisi yg lebih baik dan melecehkan para gerilayan bgsa kita smdri. Mkanya nliau mlakukn prlawan krna mersa direndahkan dan dilecehkan di negara sendiri. Dengan ini bliau ingin kita smua mlhat bhwa kita adalah org yg punya hrga diri, bgsa ini merdeka brkt org2 yg sprti itu. Trima kasih para pahlawanku, tri ksih Bpk. Ibnu Hajar. terima ksih smua. Jayalah slalu indonesiaku, matilah para pengkhianat bgsa….. amien..

  7. Maret 2, 2012 11:26 pm

    Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Wajidi…

    Hadir menyapa sahabat yang sudah lama tidak didengari khabar beritanya.
    Didoakan sihat dan kembali dengan tulisan baru yang segar dari sejarah yang dibongkar untuk kongsian bersama.

    Selamat beristirehat di hujung minggu.
    Salam ukhuwwah dari Sarikei, Sarawak.

    Walaikum salam…terimaksih atas kunjungan dan doa mbak Fatimah.

  8. Areiyudha permalink
    April 27, 2012 5:22 am

    Aku sering dengar cerita”dari orang”tua d kampungku..
    Kata mereka ibnu hajar itu pejuang sejati..jd kalau pemerintah mengklim beliau itu pemberontak..alangkah bodohnya negara ini..memang benar pendapat beliau,,ngapain berkerja sama dgn mantan musuh rakyat..tuh andai kita tdk merdeka,mereka tetap menindas kita..jdi..? dulu..sekarang..dan selamanya,IBNU KHAJAR tetap idola masyarakat banjar…

  9. didiwasah permalink
    Mei 20, 2012 6:59 am

    Seperti itulah kepentingan politik dari dulu hingga sekarang!

  10. encek permalink
    Juni 25, 2012 2:08 am

    manurt ksah paninian jua pang lh ibnu hjar t kd pmbrontak tp pemrintah yg ingkar dasar licik. Ibnu hajar d bjuk snk kluarga x jd manyrhkn dri
    bliau d iming2 i olh pmrinth apa khndk mu jar ku beri ujar pmrinth mka x sdin myrh tp kpten milono pintr sdn kd hkun myrh sdn lari

  11. Rudiansyah permalink
    Juni 26, 2012 4:27 am

    Apakah ini balasan terhadap pejuang kemerdekaan, ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya

  12. sumarsono permalink
    Juli 27, 2012 10:32 am

    Aku nga mau ibnu hajar di anggap pemberontak. Ini harus d usut tuntas, kalau tidak d usut maka generasi yang akan datang , hanya mengetahui kalau ibnu hajar itu pemberonta , padalhal dia adalah salah satu pahlawan bagi bangsa ini, ingat bangsa yang besar adlah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.

  13. tapin permalink
    Agustus 29, 2012 11:18 am

    nanti akan tiba waktunya negara borneo berdiri sendiri,,,karena ketidak adilan pemerintah indonesia….indonesia ini cuma milik bangsawan jawa yg berdarah biru,jadi wajar kalau negara republik indonesia ini lambat laun akan hancur,,,,sebagai orang banjar pahuluan aku sangat keciwa dengan pemerintah indonesia sekarang yang di huni oleh para koroptor ,,,,dhazal berwujud manusia adalah koroptor itu.

  14. Prihatin permalink
    September 5, 2012 4:47 am

    SEJARAH ITU DIBUAT UNTUK KEPENTINGAN SANG PENGUASA
    —————————————————————————————————————-

    Bisa Anda bayangkan…….. jika orang-orang yg dulu memperkosa, membunuh & menindas bangsa kita, menjadi kacung / antek penjajah dan dalam setiap pertempuran selalu kita hadapi……NAMUN saat Indonesia merdeka malah mereka justru menjadi atasan kita, memerintah kita dan menduduki semua jabatan penting ??????

    Tentu saja antek-antek penjajah itu pasti lebih pintar, pandai, terdidik, kaya, dll karena mereka mau menggadaikan martabatnya pada penjajah sehingga makmur & mendapatkan pendidikan yg baik. Beda dengan para pejuang kita yg rata-rata bodoh, miskin & terbelakang.

    ——————————————————————————————————————-

    Bagaimana perasaan Anda saat mengetahui bahwa ternyata banyak petinggi negeri yg kita kagumi (karena diajarkan dalam pelajaran Sejarah yg dimanipulasi), ternyata dulunya adalah bekas tentara KNIL yg terkenal lebih sadis & kejam dari majikan Belandanya sendiri ….???

  15. Prihatin permalink
    September 5, 2012 4:56 am

    Coba Anda cari tahu siapa-siapa para mantan KNIL itu di google……..
    ————————————————————————————————————————

    Faktanya ada ribuan mantan KNIL, dan tentu saja mereka terlatih, terdidik, pintar dan tentu saja pasti menduduki hampir semua jabatan pemimpin dalam tubuh TNI.
    Para pahlawan pejuang kemerdekaan seperti Ibnu Hajar, Kartosoewirjo, Syafruddin Prawiranegara, Kahar Muzakar, Daud Beureueh, dll malah dikenang sebagai pemberontak……

  16. fgnff permalink
    September 25, 2012 8:32 pm

    dapat urang mambunguli bubuhan kita,,,

  17. laycaolay permalink
    Februari 9, 2013 2:54 am

    Pejuang sejati pantang menyerah

  18. vechter permalink
    Maret 29, 2013 9:09 am

    tolong sumber tulisan dicantumkan biar tulisannya dapat dipertanggungjawabkan dan lebih akademis.

  19. favourglow permalink
    April 17, 2013 7:07 am

    mari kita mulai tuk memperbaiki diri kita,keluarga kita menceritakan jasa2 para pahlawan kepada anak2 kita semoga kalau merika bekerja kelak tidak melupakan jasa2 orang2 yang sudah merilakan semuanya untuk kesejahteraan yang kita nikmati saat ini baik itu rejeki kesehatan bahkan satu persatu hembusan napas kita ini tidak luput dari hasil jerih payah para pejuang.semoga Allah selalu mencurahkan rahmatnya dan ampunannya kepada sekalian para pejuang2 kita khususnya dan kepada para pejuang kebenaran diseluruh dunia umumnya amein3 yaa rabbal alamin

  20. utuh luapanggang permalink
    April 27, 2013 9:30 am

    Wajar jika pemerintah mengangap dia seorang pemberontak,dia ingin mendirikan negara sendiri,menghalalkan berbagai cara utk mewujudkan cita2 ”mulianya” trmsuk membunuh secara sadis bgi siapa pun yg menolak ideologinya,saya bnyak mendapatkan cerita dari kakek saya yg jg saLah 1 pejuang Laung dan jg bbrpa saksi hdup yg msh ada,tentang kekejam gerombolan ibnu hajar,sdh kah penulis mengumpulkan data dari para korban ibnu hajar??bagi saya tidaklah pantas ibnu hajar d anggp seorang pahlawan lbh pantas dia d anggap teroris masa lampau

    Perlu untuk diketahui bahwa “Pasukan Laung” sebagaimana anda sebut adalah pasukan kontra Republik atau atau pasukan yang dibentuk Belanda untuk memerangi pasukan gerilya. Anggota Pasukan Laung terdiri dari pasukan suku Dayak dari Dusun Timur Tamiang Layang dan dipimpin oleh Camat Coonraad. Di daerah ini memang dikenal sejak Perang Banjar (1859-1865) akan kesetiaannya pada Belanda terutama keluarga Tumenggung Suta Ono yang berkubur di Tambak Mas di Kampung Telang 20 Km dari Tamiang Layang.
    Selain Pasukan Laung, pasukan pro Belanda lainnya adalah “Pasukan Kucing Hitam” di Jatuh Barabai, dan “Barisan Parang Bungkul”. Berdirinya pasukan-pasukan ini karena siasat dan hasutan NICA/Belnda yang mengatakan bahwa gerombolan ekstremis (sebutan Belanda terhadap gerilyawan khususnya tentara ALRI Divisi IV pimpinan Hassan Basry)ini akan bergerak merampok harta benda dan jiwa terutama orang Dayak dan orang Kristen. Karena hasutan Belanda itulah mereka bersedia dipersenjatai untuk mempertahankan diri.
    Dalam hal ini Belanda berusaha dengan segala macam cara dan siasat licik mempertentangkan antara rakyat untuk memecah belah kesatuan dan agar rakyat membenci ALRI Divisi IV yang bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan.
    Sebelum ”memberontak” atau mendirikan KRIyT, Ibnu Hadjar adalah anggota ALRI Divisi IV dan beliau adalah pengawal setia Hassan Basry. Maka ketika pasukan ALRI pimpinan Martinus berhasil menghalau Pasukan Laung dari daerah Tanjung, maka dapat dipahami jika ada mantan anggota pasukan Laung mempunyai sudut pandang yang berbeda terhadap Ibnu Hadjar yang mantan anggota ALRI Divisi IV itu…

    • Ethen permalink
      Juli 28, 2020 7:00 pm

      Zaman gerombolan, kakek saya dulu ditugaskan untuk memburu gerombolan Ibnu Hajar karena sudah melakukan perampokan dan juga pembunuhan bagi yg tidak sejalan dengan mereka

  21. Kelana permalink
    Mei 17, 2013 5:03 am

    Ibnu hajar adalah pejuang Indonesia yang rela berkorban jiwa dan raganya, janganlah di kecewakan perjuangan beliau, hargailah seorang pahlawan supaya tidak ada permasalahan di kemudian hari.

  22. Mei 18, 2013 4:30 pm

    Dengan tidak mengakui Republik Indonesia dan Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai Pemerintah yang syah dengan bergabung dengan DI/TII dan keinginan mendirikan NII yang memberontak terhadap Republik Indonesia maka wajar saja dinamai Pemberontak karena mendirikan Negara dalam negara Republik Indonesia yang syah apalagi yang menjadi korban adalah Rakyat Indonesia sendiri,kawan kawan seperjuangan yang ingin Bersatu mendirikan Republik Indonesia.Pemberontakan seperti DI/TII/NII,PRRI/Permesta tidaklah berdiri sendiri karena ada CIA dibelakangnya.sehingga layak disebut sebagai Pengkhianat Perjuangan Bangsa Indonesia.

    • Orang biasa permalink
      Agustus 14, 2013 7:55 pm

      Masalahnya ibnu hajar adalah salah seorang pejuang yang pro kemerdekaan dan ikut andik dalam menyebarkan proklamasi 17 agustus 1945 di kalimantan selatan, permasalah kenapa beliau terlibat DI/TII mungkin lebih disebabkan kekecewaan pada pemerintah di jawa yang lebih menganak emas kan prajurit eks KNIL dibandingkan dengan prajurit gerilya yang pro kemerdekaan.

    • Hadi permalink
      September 22, 2013 5:59 am

      betul mungkin ada CIA, FBI, Mussoad, James Bond, Superman, Batman, Power ranger dkk

  23. Mei 30, 2013 10:20 am

    Republik Indonesia lahir tidak bisa dilepaskan dari kiprah perjuangan umat Islam. Sebab, kelahiran Indonesia juga bagian dari perjuangan dan keringat mayoritas ulama dan umat Islam. Demikian salah satu paparan peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations, Nuim Hidayat “Training Dai dan Guru” di Depok yang diselenggarakan Dewan Da’wah Islamiyah Depok, Lazis DDII dan At Taqwa Qur’anic School..

    “Selama ratusan tahun sebelum Indonesia merdeka, nilai-nilai dan hukum Islam berlaku di tanah air. Bila kini banyak yang menuntut mengembalikan Indonesia sebagai negeri yang diwarnai Islam, maka itu adalah hal yang wajar,”

    mudah2an kisah Ibnu Hajar dan pengikutnya jangan sampai putus, sampaikan sebarkan keanak cucu kita, bahwa sidin memang bujur2 pahlawan dari kalimantan,
    sebagai urang banua ulun tetap meanggap sidin dan kakawanan sidin sebagai pahlawan, semoga amal ibadah beliau diterima disisi ALLAH SWT dan diampuni semua dosa2nya.

  24. gilang dermaga permalink
    Agustus 2, 2013 10:47 pm

    cerita itu tidak benar.
    ibnu hajar di tipu oleh nkri pada waktu itu pemerintahan RI menjanjikan ke adilan pada kami orang kalimantan selatan asal ibnu hajar benrhenti dan gencatan senjata pada namun apa pada saat itu pasukan germbolan dan ibnu hajar di tangkap di alun2 kota berbai.

  25. Hadi permalink
    September 22, 2013 5:55 am

    dari persfektif kami orang-orang dayak Kristen yang berada di daerah Labuhan, Loksado dan sekitar pegunungan Meratus yang merasa dirampok, diteror dan diTindas oleh kebiadaban Ibnu Hadjar dan gerombolannya..salah satunya Pendeta Joanes Songan (dayak Kapuas Pdt. gereja GKE) di tangkap didepan mata anaknya dieksekusi dan mayatnya tak pernah ditemukan dan banyak cerita lainnya. dari situlah mengapa orang dusun Labuhan banyak bergabung dengan Cristian”Mandolin”Simbar dengan tentara lawungnya (kemudian hari menjadi Gerakan Mandau Telawang pancasila) yang berjanji akan memberikan perlindungan bersenjata asal mau membantunya berjuang membentuk Kalimantan Tengah

    • Reza permalink
      Desember 11, 2013 10:00 am

      Kristen itu agama penjajah, yg menjarah kalimantan ini aja kristen, kalo di bandingkan ibnu hajar(pemimpin kaum tertindas) dibanding umat kristen, yg membunuh,memperkosa,menjarah,licik-picik,rakus,lebih biadaban mana?? Tabiat umat kristen dari dulu memang buruk, sejarah pastor belanda kok dipercaya

  26. said hudry muchlis permalink
    Oktober 15, 2013 6:22 pm

    kita perjuangkan terus kayi kita ibnu hajar, dan kahar muzakar pejuang di sulawesi, menjadi pahlawan nasional, kalo kada kita minta status daerah istimewa nengkaya aceh.

  27. Ilmi permalink
    Desember 17, 2013 11:00 am

    Hadi pada@ hati-hati dalam ngebacot bung, opini lu Itu cuman dari sejarah dongeng yang km dengar dari para tetua adat/ortu sendiri,seperti hal nya agama yang km anut”alkitab”(alias buku/agama dongeng)tujuan mereka dari awal memang u/ mengkotak-kotakan yg mana melayu(muslim) dan mana dayak(walaupun melayu/bani jawi dan dayak itu serumpun) dari awal mereka kaum kristen(kafir) tujuan mereka memang u/ mengkristenkan dan membuat provinsi tersendiri “kafir/kristen/katholik………”Kal-teng” Aku juga pernah diceritain sama pendahulu ku tentang kalian umat kristen, walau mungkin tdk hrs ku ceritakan disini………

  28. belau permalink
    Mei 12, 2014 8:54 am

    dia adalah pejuang bangsa…. namun atas tamak pemerintah dia di gelar sebagai pemberontak… dia memberontak demi keadilan dlm tni

  29. Panca Putra permalink
    Juni 6, 2014 8:46 am

    Ibnu Hajar Beliau Bukan Pemberontak..Beliau adalah Pejuang Tulen Kalimantan Selatan.. Tolong bersihkan nama Beliau dari embel-embel negatif.

  30. dalank permalink
    Juli 15, 2014 7:10 pm

    saya cuma sering mendengar cerita dr ayah saya klo Ibnu hajar itu bekas pejuang yg kecewa lalu jd pemberontak, utk membasmi bks pasukan tentara buatan belanda yg diberi kedudukan & pangkat lebih.

  31. Januari 11, 2015 7:37 pm

    ma af sebelumnya kalau diskusi alangkah baiknya jangan bawa bawa nama agama. kita inikan umat beragama, rasanya didalam agama engga pernah yang namanya saling menghina dan meledek agama orang. sekian dan terimakasih

  32. Wong Bego permalink
    Januari 21, 2015 12:49 pm

    DI , TII , PEMBRONTAK ! TITIK ! WALAU DULU MELAWAN PENJAJAH BELANDA ! BETUL IBNU HAJAR UTU PAHLAWAN , PAHLAWANNYA DI / TII / CALON NEGARA ISLAM ! GITU AJA KOK REPOT !

  33. alfi64 permalink
    April 22, 2015 1:04 am

    Akhirnya sampai pada blog ini,dan sebelumnya saya juga sepakat sekali dengan Sdra Reza,dalam diskusi ini,lebih baik kita ,bukan mempermasalahkan Agama apapun,namun yg kita cari adalah ” titik awal dari penyebab Ibnu Hajar memberontak”dari beberapa ulasan kwan kawan di atas sudah ada titik terang kearah tersebut.,saya fikir bagu saja untuk pelurusan sebuah fakta sejarah.
    -Ingat sejarah itu itu dibuat oleh siapa yang berkuasa saat itu,sejarah hanyalah sebuah cerita ,dan dapat di stir oleh ”pemesan”kisah..[dalam hal ini tentu yang punya kuasa].fakta fakta baru akan muncul bila si penguasa,saat itu sudah ”tenggelam ditelan waktu”..!!.
    -Fakta fakta sejarah G.30s/PKI,disaat ORBA berjaya,tentu beda dengan dengan setelah ORBA ”hancur”.
    -Fakta fakta sejarah di jama ORLA,,juga lebur setelah ORBA ,berkuasa….dan juga salah satu yang mempengaruhi jalannya scenario sejarah adalah ”nuansa Politis” saat itu !.
    Demikian dan salam pada sahabat ”barataan”[By_Alfiforever].

  34. Mei 6, 2015 3:55 am

    dari dulu memang orang daerah selalu dipinggirkan..

  35. Fasih permalink
    Juli 8, 2015 2:54 pm

    Manyamarkan ..
    Mengabutkan ..
    Menghapuskan ..
    Dan
    Menyembunyikan ..

    Tidak salah jika ada seseorang berkata “sejarah darah dan sampah” pada negri ini -_-‘

  36. doni-dina-jakarta. permalink
    Desember 15, 2015 1:31 pm

    ‘REVOLUSI MEMAKAN ANAK SENDIRI……TRAGEDI IBNU HAJAR ALIAS JULAK HADERI DARI AMBUTUN’

  37. Yudin permalink
    Agustus 3, 2016 11:17 am

    Ass..umpat betakun dingsanak lh, apa yu kaitannya tgl 17 mei yg di pakai gsan nama stadion tuh lwan Pahlwan banjar Julak Ibu Hajar, ada tedangar kisah hari kemerdekaan borneo jar, hnyar 17 agustus,lwan jua waktu perjanjian linggar jati pulau borneo kd tabuat jar..tolong pang dingsanak yg tahu kisah nya mohon menceritakan..trimakasih..Ass..

  38. dody permalink
    Agustus 16, 2016 9:03 pm

    Kisah beliau harus di luruskan, kai ulun umpat jua bejuang lwn beliau menentang kebijakan pemerintah, ninu ulun bekisah sdin lain pemberontak yg merugikan rakyat, malah tentara pemerintah yg menyiksa rakyat waktu memburu beliau,

  39. kadakawa permalink
    Oktober 27, 2016 8:08 pm

    aneh juga,yg berjuang melawan belanda adala muslim tapi yang dieluk2kan sebagai pahlawan,bukan muslim,seolah ingin dihapus jasa2 kaum muslimin terhadap bangsa ini….sy hanya melihat sosok Ibnu Hajar rahimahullah ini sebagai seorang pahlawan islam ,yang ingin menegakkan hukum Allah pemilik alam semesata ini…. insyaallah syahid…

  40. Naziem Bin Aya Rantau permalink
    Februari 23, 2017 6:08 pm

    Tidak ada sejarahnya ibnu hajar mau membentuk negara islam ikut DI/TII ikut kartosuwiryo.ibnu hajar memberontak karena anak buahnya bnyk yg ikut berjuang tp tdk diakui sbgai TNI.sedangkan yg bukan pejuang mantan Knil diakui.itu yg membuat mereka kecewa…yg membuat nama ibnu hajar tercoreng krn bnyknya maling maling perampok mengatas namakan Gerombolan asuhan ibnu hajar.padahal bukan dr bagian ibnu hajar…Kakek ku yg cerita.krn bnyk dikampungku mantan pejuang yg tdk diakui disebut gerombolan..dan ibu ku saksi hidup korban keganasan gerombalan jari tangan dan kaki ibuku diamputasi kena tembak..

  41. Maret 30, 2018 1:34 am

    28 Maret 2018, saya masih bertemu dan bertatap muka dgn abah angkat Bakeri alias Pantjaroba, di Putussibau, Kalimantan Barat, tidak lain msh kerabat dekat dan kawan sepermainan Ibnu Hajar, usia beliau kurang lebih 115 tahun sekarang, sehat, tidak pakai alat bantu kesehatan, dan memori ingatannya luar biasa, beliau merupakan salah seorang dari anggota pasukan Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan pimpinan Kol. H. Hasan Basri, yg juga kerabat dekat beliau. Beliau saksi hidup dari sejarah perjuangan di Kalsel, saya banyak mendengar langsung dari beliau ttg kejadian perang di Loksado, dan perang2 lainnya … beliau dicerai berai kan pasukannya dan dikirim ke Kalbar sekitar tahun 1956..

    • Agustus 5, 2020 5:11 pm

      Masa revolusi fisik di Kalsel, dikenal nama Aroba yang tergabung dalam ALRI Divisi IV. Apakah Aroba di sini adalah Bakeri alias Pantjaroba? Kalau saudara tidak keberatan, tolong temui beliau kembali atau setidaknya anak cucu beliau jika (maaf) beliau sudah tiada. Silakan hubungi email saya.

      • Yaya adhinata permalink
        November 2, 2020 6:28 am

        Kakek saya hamzah aripin ( pelatih ahli ) berkedudukan di batang alai barabai sampai kandangan di bawah hasan basri juga bernasib sama di paksa pensiun dini.

Tinggalkan komentar