Nipponisasi Nama Jalan di Kota Banjarmasin
Oleh Wajidi
Cahaya Asia, Dai Nippon. Pelindung Asia, Dai Nippon. Pemimpin Asia, Dai Nippon. DAI NIPPON, BANZAI ! |
Tidak lama setelah tentara Jepang menduduki Borneo Selatan, maka Jepang melakukan politik Nipponisasi atau men-Jepang-kan bangsa Indonesia di berbagai bidang kehidupan dari tingkatan dari anak-anak sampai kepada orang dewasa. Nipponisasi yang didukung oleh dominasi, mobilisasi, dan kontrol yang dilakukan tentara pendudukan Jepang, mengakibatkan berbagai pranata (institution) masyarakat yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan, sosial budaya dan kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi dan perdagangan, serta kehidupan pers mengalami perubahan yang drastis.
Seorang saksi hidup, M.P. Lambut mengatakan bahwa nipponisasi oleh Jepang di semua aspek kehidupan selama 3,5 tahun telah menghapuskan nyaris semua peninggalan Belanda yang dibangun selama 350 tahun. Semua orang di Kalimantan tiba-tiba bisa mengucapkan slogan-slogan dalam bahasa Jepang: bahasa saya bahasa Jepang, bahasa kita bahasa Jepang, bahasa Asia bahasa Jepang, dan menyanyi lagu-lagu Jepang.
Dalam Borneo Simboen, Selasa 11 Djanoeari 2604, hlm. 2 yakni dalam rubrik Kalimantan Subrubrik “Doesoen Timoer” ditulis “Njanjian2 Nippon Tersebar Kepelosok Desa”. Diberitakan bahwa dewasa ini kemana sadja kita berkoendjoeng, selaloe kedengaran njanjian2 Nippon.
Dengan adanya nipponisasi, semua perkumpulan politik dan agama dilarang. Sebagai gantinya, dibentuk organisasi ala Jepang yang pergerakannya meluas sampai ke desa-desa. Berbagai fasilitas seperti jalan, bioskop, badan usaha, dan sejenisnya diganti dengan nama-nama Jepang.
Di Banjarmasin, perubahan nama jalan diresmikan melalui sebuah upacara oleh pemerintah militer Jepang. Berdasarkan berita Surat kabar Kalimantan Raya No. 28 tanggal 8 April 1942 bertajuk “Perobahan nama-nama djalanan”, nama-nama jalan yang diubah dengan nama Jepang, dapat dilihat pada tabel berikut.
No. | Nama Asal (Nama Belanda) | Posisi Jalan | Nama Baru (Nama Jepang) | Sekarang (tahun 2020) |
1. | Noordeinde | mulai dari jembatan kamar bola “de kapel” sampai jembatan Pasar Lama) | Jalan Okamoto | Jalan Jenderal Sudirman |
2. | Resident de Haanweg | mulai dari jembatan Telawang sampai jembatan kamar bola “de kapel” | Jalan Yamamoto | Jalan Lambung Mangkurat |
3. | School weg | Mulai dari jalan Yamamoto sampai Koenbrug | Jalan Kataoka | Jalan Hasanuddin HM |
4. | Oelin weg | mulai dari Koenbrug sampai batas Gemeente Km. 6.500 | Jalan Matsumoto | Jalan A. Yani |
5. | Waterstaatslan | mulai dari jalan Okamoto sampai Heerengract kantor Waterstaat) | Jalan Hamada | Ditutup bangunan Dinas PU Provinsi Kalsel |
6. | Palmenlaan | mulai jalan Okamoto sampai Heerengracht dekat tennisbaan | Jalan Muraoka | Jalan Keramaian |
7. | Emmastraat | mulai dari Kroesenlaan sampai Kertak Baroeweg | Jalan Dr. Shogenji | Jalan Pangeran Samudera |
8. | Kerklaan | mulai dari jalanan Okamoto sampai Heerengract | Jalan Fujikawa | Jalan Syar’i Musaffa |
9. | Happeweg | mulai dari jalan Teluk Tiram sampai Kroesenlan | Jalan Metake | Jalan Pelabuhan |
10. | Ringweg | Mulai dari Heerengracht sampai Kertak Baroeweg | Jalan Nakamura | Jalan Loji. Kini Jalan M.T. Haryono |
11. | Heerengracht | Mulai dari Kerklaan sampai Hendriksweg | Jalan Omori | Jalan D.I. Panjaitan |
12. | Militaireweg | Mulai dari simpang Hendriksweg sampai Ringweg | Jalan Suzuki | Jalan S. Parman |
13. | Swatpark | Mulai jalan Okamoto sampai Ringweg-Kertak Baru) | Jalan Merdeka |
Jepang juga mengubah nama-nama bioskop di Banjarmasin dengan nama Jepang. Misalnya Bioskop Eldorado (Nama gedung bioskop di Pasar Lama, Banjarmasin) diganti namanya menjadi Minami Borneo Gekijo (kelak Sekitar tahun 1950-an, di bekas lokasi bangunan lama oleh pemiliknya, Hoesein Razak, bersama Muhammad Hasyim, dan PGRI didirikan bioskop dengan nama “Bioskop Merdeka”). Bioskop Rex menjadi Osaka Gekijo (Setelah merdeka berganti nama menjadi Bioskop Ria, kemudian ditempati Barata Departement Store), dan mendirikan cabang-cabang Osaka Gekijo di Kandangan, Barabai, Amuntai, dan Tanjung. Mereka menayangkan filem-filem Jepang atau filem yang mendukung proganda perang.
Menurut Kuitan Memang dulunya ada bioskop dengan nama Eldorado, namun spengetahuan kami, Bioskop dengan nama Merdeka dibangun sekitar thn 80an, karena sebelumnya adalah komplek perumahan Mobrig / Brimod (Sekarang),apakah sebelum menjadi komplek perumahan sdh ada bioskop dengan nama yang sama (Merdeka)?
Saya suka sekali baca sejarah Jepang yg ada di blog ini. Ada twitter/ IG penulis kah?